Hendri Kampai: Mahalnya Biaya Pendidikan, Kebodohan Rakyat yang Sengaja Dipelihara

    Hendri Kampai: Mahalnya Biaya Pendidikan, Kebodohan Rakyat yang Sengaja Dipelihara

    PENDIDIKAN - Mari kita memulai dari sebuah cerita sederhana—cerita tentang seorang anak di sebuah desa terpencil, yang tiap harinya berjalan kaki sejauh lima kilometer ke sekolah. Bukan karena dia ingin menjadi pahlawan dalam kisah hidupnya sendiri, tetapi karena dia tahu, hanya melalui pendidikan dia bisa bermimpi. Namun, mimpinya terhenti ketika biaya pendidikan terus melambung tinggi. Orang tuanya, petani dengan penghasilan pas-pasan, terpaksa menyerah pada kenyataan bahwa mimpi anak mereka harus dikubur dalam-dalam.

    Di sisi lain, kita menyaksikan betapa kebodohan rakyat seperti sengaja dipelihara oleh mereka yang berkepentingan. Pendidikan yang mahal bukanlah sekadar masalah ekonomi, tetapi sebuah strategi. Rakyat yang tidak berpendidikan akan mudah diarahkan, mudah digiring ke arah yang menguntungkan para penguasa. Mereka cukup diberi sekarung beras atau beberapa liter minyak goreng saat pemilu, dan suara mereka dengan mudah dibeli. Kebodohan menjadi mata uang politik paling berharga bagi segelintir orang yang menikmati kekayaan dan kekuasaan di atas penderitaan rakyat.

    Rakyat yang bodoh akan diam saat politisi dan oligarki dengan rakus mencuri kekayaan alam. Hutan yang dulu hijau, kini menjadi tambang yang gersang. Sungai yang dulu mengalir jernih, kini penuh limbah beracun. Namun, tak ada perlawanan. Kebodohan membuat rakyat hanya mampu melihat tanpa melawan. Mereka tidak tahu bahwa hak mereka atas lingkungan yang sehat sedang dirampas secara perlahan tapi pasti.

    Rakyat yang bodoh akan diam saat ketidakadilan terjadi di depan mata mereka. Kriminalisasi terhadap mereka yang mencoba bersuara, penangkapan aktivis, hingga vonis hukum yang hanya berpihak pada mereka yang memiliki uang dan kuasa—semua ini dianggap sebagai “nasib” belaka. Mereka tidak tahu bahwa ada hak yang sedang dirampas, bahwa ada keadilan yang bisa diperjuangkan.

    Ketika pajak dinaikkan, rakyat bodoh pun hanya bisa pasrah. Mereka tidak mengerti bagaimana uang yang mereka bayarkan akan digunakan. Tidak ada transparansi, tidak ada pertanggungjawaban. Dan ketika hak-hak mereka dirampas dengan kejam—akses terhadap pendidikan, kesehatan, atau bahkan air bersih—mereka tetap diam. Kebodohan telah membuat mereka kehilangan suara, kehilangan keberanian, dan kehilangan mimpi.

    Lalu, bagaimana dengan kesombongan kekuasaan? Kebodohan rakyat adalah panggung megah bagi mereka yang duduk di atas singgasana. Para pemimpin yang sombong, dengan kekayaan yang dipamerkan tanpa rasa malu, melenggang dengan nyaman. Mereka tidak takut akan amarah rakyat, karena rakyat bodoh telah diajarkan untuk tunduk, bukan melawan. Mereka tidak takut akan protes, karena rakyat bodoh tidak tahu bagaimana cara melawan ketidakadilan.

    Narasi ini mungkin terdengar menyakitkan, bahkan pahit. Tetapi inilah kenyataan yang harus kita hadapi. Pendidikan, yang seharusnya menjadi kunci untuk membuka pintu perubahan, telah berubah menjadi barang mewah yang hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu. Dan selama kebodohan tetap dipelihara, selama rakyat tetap dibelenggu oleh ketidaktahuan, siklus ini akan terus berulang.

    Namun, harapan belum mati. Sebab, di setiap sudut negeri ini, selalu ada mereka yang sadar, mereka yang bermimpi, dan mereka yang berani melawan. Dan suatu hari nanti, kebodohan yang sengaja dipertahankan ini akan runtuh. Sebab, tidak ada kekuasaan yang abadi, dan tidak ada kebodohan yang tidak bisa dilawan dengan pendidikan dan kesadaran. Pertanyaannya adalah: kapan kita mulai melawan? Kapan kita memutus rantai kebodohan yang menjerat rakyat kita?

    Jakarta, 21 Desember 2024
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai pendidikan kebodohan
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Ekonomi Surplus, Kreatifitas...

    Artikel Berikutnya

    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Kakanwil Ditjenpas Jatim Dorong Peningkatan Komunikasi dan Kerja Sama Antara Pimpinan dan Kepala UPT
    Kepala Rutan Magetan Hadiri Pelantikan Pejabat dan Pencanangan Pakta Integritas 2025 di Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur
    Bertekad Raih WBK dan WBBM, Rutan Kudus Gelar Pencanangan Pakta Integritas Dan Perjanjian Kinerja
    Awali Tugas di Tempat Baru, Kalapas Purwokerto Sapa Warga Binaan
    Jajaran Lapas Purwokerto Laksanakan Pencanangan Pakta Integritas Tahun 2025
    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga: Gotong Royong, Solidaritas, dan Harapan Baru
    Komitmen Optimalkan Kinerja dan Integritas Rutan Balikpapan Laksanakan Penandatanganan Komitmen Bersama Tahun 2025
    Kakanwil Ditjenpas Jatim Dorong Peningkatan Komunikasi dan Kerja Sama Antara Pimpinan dan Kepala UPT
    Kepala Rutan Magetan Hadiri Pelantikan Pejabat dan Pencanangan Pakta Integritas 2025 di Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur
    Bertekad Raih WBK dan WBBM, Rutan Kudus Gelar Pencanangan Pakta Integritas Dan Perjanjian Kinerja
    Kick Off HKSN 2024 Dimulai di Desa Talaga: Gotong Royong, Solidaritas, dan Harapan Baru
    Komitmen Optimalkan Kinerja dan Integritas Rutan Balikpapan Laksanakan Penandatanganan Komitmen Bersama Tahun 2025
    Kakanwil Ditjenpas Jatim Dorong Peningkatan Komunikasi dan Kerja Sama Antara Pimpinan dan Kepala UPT
    Kepala Rutan Magetan Hadiri Pelantikan Pejabat dan Pencanangan Pakta Integritas 2025 di Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur
    Bertekad Raih WBK dan WBBM, Rutan Kudus Gelar Pencanangan Pakta Integritas Dan Perjanjian Kinerja
    Hendri Kampai: Jika Para Pejabatnya Mau, Indonesia Pasti Sejahtera dan Maju
    Hendri Kampai: Kolaborasi Cemerlang Antara ESDM dan Perguruan Tinggi di Atap yang Penuh Energi
    Hendri Kampai: Sugiono, Dari Prajurit TNI hingga Diplomat Terkemuka Indonesia
    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan, Beban Rakyat Kecil Bertambah, yang Kaya Tetap Nyaman
    Hendri Kampai: Indonesia, Negeri Kaya Matahari yang Malah Boros Energi? Saatnya Solar Cell!

    Ikuti Kami